Dalam
menata ruang perpustakaan aspek keamanan dan keselamatan merupakan aspek yang
penting untuk diperhatikan, baik yang berhubungan dengan keamanan dan
keselamatan pengguna maupun koleksi perpustakaan. Keamanan yang berhubungan
dengan bahan pustaka adalah kegiatan perlindungan terhadap bahaya pencurian
atau kejahatan lainnya, sedangkan keselamatan yaitu terkait dengan perlindungan
terhadap terjadinya kecelakaan di perpustakaan.
Untuk
menjaga keamanan dan keselamatan, baiknya seluruh kegiatan yang berlangsung di
perpustakaan diketahui dan diawasi dengan baik oleh pustakawan tanpa terhalang
suatu benda apapun. Oleh karena itu, sebaiknya perpustakaan memasang sarana dan
prasarana keamanan seperti CCTV. Seluruh bagian perpustakaan harus dapat
diawasi, tidak boleh ada bagian yang tersembunyi. Selain CCTV, tindakan
keamanan terhadap bahan pustaka yang dapat dilakukan yaitu mengunci lemari dan
ruangan penyimpanan koleksi ketika sudah tidak digunakan untuk menghindari
adanya pencurian bahan pustaka. Apalagi jika bahan pustaka tersebut adalah
bahan pustaka yang mahal dan langka.
Selain
itu, pustakawan harus selalu jeli mengawasi keluar masuknya pemustaka, untuk
menghindari adanya pencurian bahan pustaka. Untuk itu sebaiknya akses keluar
dan masuk perpustakaan menggunakan pintu yang sama. Kemudian jika pustakawan
tidak selalu bisa mengawasi pemustaka yang lalu lalang, teknologi sekarang
memungkinkan untuk meminimalisir kegiatan pencurian dengan dipasangnya RFID
chip pada bahan pustaka dan RFID reader pada pintu masuk atau keluar
perpustakaan. RFID (Radio Frequency Identification) adalah sebuah teknologi
yang menggunakan gelombang elektromagnetik untuk mengidentifikasi dan melacak
suatu benda yang dipasang chip terlebih dahulu.
Sedangkan
untuk keselamatan, hal-hal yang harus diperhatikan yaitu, seluruh perabotan
yang ada di perpustakaan diharuskan dalam keadaan yang baik, kokoh, dan tidak
rusak maupun rapuh, sehingga tidak mudah menjatuhi dan membahayakan pemustaka.
Sebaiknya seluruh perabotan tidak memiliki ujung yang tajam, untuk menghindari
adanya kecelakaan yang terjadi pada pemustaka yang sedang menggunakan sarana di
perpustakaan. Kemudian perpustakaan juga seharusnya memperhatikan tinggi dari
rak ataupun perabot yang ada di perpustakaan, jika terlalu tinggi sebaiknya
sediakan bangku atau tangga untuk mempermudah pemustaka dalam menjangkau bahan
pustaka yang diinginkannya.
Untuk
akses masuk ke perpustakaan sebaiknya terang, jika terdapat tangga pada akses
menuju perpustakaan maka tempat tersebut tidak boleh licin, tidak adanya
perbedaan tinggi lantai yang jauh yang khawatirnya dapat membuat pemustaka
jatuh dan dapat mengakibatkan persoalan yang serius.
Perpustakaan harus mempertimbangkan ketika terjadinya situasi darurat, gawat bencana. Ketika dalam keadaan emergensi, hal utama yang harus diperhatikan pihak pepustakaan yaitu akses penyelamatan atau jalur evakuasi ketika terjadi kebakaran, gempa bumi, tsunami, dan lain sebagainya. Jalur penyelamatan harus mudah dilihat dan pemustaka harus mengetahui dengan jelas posisi jalur tersebut. Selain itu juga, diharapkannya perpustakaan menyediakan sarana tanggap bencana jika sewaktu-waktu hal tersebut terjadi, seperti, alat pemadam kebakaran, alarm, sprinkler, dan lain-lain
Teknologi masa kini yang ada diperpustakaan meningkatkan, keamanan dan kenyamanan pemustaka
ReplyDelete